MAKALAH INDIVIDU
Agar belajar
Tak Lagi Menjadi Beban
Disusun
Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas individu Sebagai Syarat Ujian Tengah
Semester Mata kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan
Dosen
pengampu : Rio Septora, M.pd
Di susun
oleh :
1.
Evi
septiawati NPM: 16210015
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
T.A
2016/2016
Beban Siswa Dalam Belajar
Tidak
hanya orang dewasa saja yang mengalami beban masalah. Entah dalam pekerjaan,
usaha atau dalam relasi mereka. Siswa/i juga mengalaminya. Terlihat dari beban
dalam belajar, baik di sekolah atau pun di rumah. Beban ini bermanifestasi
dalam bentuk kebiasaan buruk yang muncul dalam keseharianya. Bisa berupa malas
belajar, tidak bersemangat, konsentrasi yang rendah, suka bermain game, malas
bangun pagi hingga mendapatkan prestasi buruk di sekolah.
Beban
belajar bisa datang dari mana saja, tetapi pemicu yang paling umum bisa datang
dari sekolah dan orangtua. Beban ini sangatlah mempengaruhi anak dalam proses
belajarnya. Kesuksesan anak dalam mendapatkan nilai baik di sekolah sangat
dipengaruhi oleh beban yang mereka tanggung.
Bagaimana
cara mengurangi beban yang mereka miliki menjadi lebih ringan dan tidak
mempengaruhi nilai mereka dalam mendapatkan prestasi cemerlang di sekolah?
Untuk
membahas hal tersebut, kita harus mengetahui beban seperti apa saja yang biasa
dialami setiap anak didik di sekolah. Dari mana sumber beban tersebut dan solusi
apa yang bisa diberikan agar anak tidak terlalu terbeban dalam belajar. Dengan
begitu anak akan mendapatkan prestasi belajar yang diharapkan oleh setiap
orangtua dengan beban yang bisa diatasi oleh anak ketika akan mencapai prestasi
tersebut. Serta pengaruh beban belajar dalam kehidupan anak sendiri.
Sumber
Beban Belajar
Ada
beberapa sumber beban belajar sehingga anak tidak dapat menikmati proses
belajarnya di sekolah. Berikut adalah beberapa sumber belajar yang dialami oleh
anak,
1. Sekolah
Tidak
bisa kita pungkiri bahwa sekolah saat sekarang ini telah mengalami perubahan
yang sangat drastis. Dengan perkembangan sekolah swasta begitu pesatnya saat
ini memicu orangtua untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah swasta favorit.
Bukan lagi sekolah negeri favorit.
Kemajuan
ini terlihat dari metode belajar yang diterapkan oleh setiap sekolah. Hasilnya
sangat mengejutkan. Mereka menjawab semua keraguan dan membuktikan diri bahwa
mereka bisa memberikan kualitas pendidikan terbaik kepada anak. Dengan begitu
banyak orangtua menyekolah putra-putri mereka ke sekolah swasta. Tidak jarang,
sekolah ini memberikan dua bahasa asing sekaligus untuk dipakai dalam kegiatan
sehari-hari di sekolah.
Permasalahan
yang muncul adalah saat anak masuk ke sekolah seperti ini, kemampuan bahasa
asing mereka masih sangat buruk sehingga menghambat mereka dalam proses
belajar. Selain mereka tidak diajarkan bahasa asing dari kecil oleh orangtua di
rumah. Ini akan membuat mereka mengalami hambatan dan menjadi satu beban yang
sangat berat bagi anak.
Beban
lain yang harus mereka hadapi adalah saat sekolah mewajibkan setiap murid untuk
mengikuti les tambahan sampai sore di sekolah. Ini membuat anak harus
menghabiskan waktu di sekolah tanpa adanya waktu istirahan dan bermain di
rumah.
2. Materi
Pendidikan
Mungkin
Anda heran. Mengapa materi pendidikan kita menjadi beban tambahan bagi
anak-anak Anda saat ini? Coba Anda perhatikan materi dari buku pelajaran
mereka. Materi pelajaran yang seharusnya dibahas di kelas 1 SMP sudah diberikan
untuk anak SD kelas VI. Ini masih contoh yang kecil. Bagaimana dengan anak SMP
harus sudah menguasai materi pelajaran untuk tingkat SMA. Ini tentu sangat
merugikan anak sendiri. Hal yang seharusnya mereka belum pelajari harus mereka
kuasai. Kalau tidak, mereka akan mendapatkan nilai jelek dan yang paling buruk
tidak lulus di ujian akhir semester. Mau tidak mau, anak harus menguasai materi
pelajaran tersebut.
3. Orang tua
Orangtua
menjadi penambah beban belajar untuk anak. Dengan alasan orangtua sayang kepada
anak sehingga mereka memberikan yang terbaik. Hal terbaik ini diwujudkan
melalui pendidikan terbaik dengan menyekolahkan anak di sekolah terbaik.
Tanpa memperhatikan kemampuan anak dan kesiapan mental untuk menghadapi situasi
belajar di sekolah baru.
Tidak
hanya berhenti di sekolah, tidak jarang orangtua juga memberikan les tambahan
mulai dari mata pelajaran yang anak kurang kuasai sampai hal yang belum perlu
untuk anak kuasai seperti les musik dan tari. Anak menjadi bingung dan tidak
berani mengungkapkan apa yang mereka inginkan.
Harapan
yang di tetapakan oleh orangtua yang tidak bisa dicapai oleh anak, membuat anak
merasa terbebani. Orangtua tidak mengukur kemampuan anak dengan membuat harapan
yang lebih masuk akal anak. Dengan begitu anak tidak akan terbebani oleh harapan
yang dibuat orangtua. Dengan anak merasa tidak bisa mencapai harapan orangtua
akan lebih membuat mereka terbeban secara mental dan tidak bisa belajar dengan
tenang dan bahagia.
4. Lingkungan
Orangtua
yang melihat prestasi belajar anak tetangga yang jauh lebih baik dari anaknya
akan menambah beban anak. Hal ini terlihat dalam bentuk “paksaan” untuk
mengikuti les mata pelajaran tertentu, masuk ke sekolah favorit dan mencapai
harapan orangtua yang jelas tidak bisa dicapai oleh anak.
Jika
orangtua tidak hati-hati, maka anak bisa menjadi “korban” persaingan
antar tetangga. Terutama para ibu-ibu rumah tangga yang hoby menggosip. Anak
bisa menjadi bahan “taruhan” agar orangtua dinilai bisa mendidik anak dengan
baik. Dengan prestasi yang tinggi orangtua sedikit berbangga hari untuk
bercerita kepada tetangga atau teman arisan.
Pengaruh
Beban Belajar Yang Berlebih Kepada Anak
Dengan
adanya beban belajar yang berlebih pada anak, akan memberikan dampak yang
sangat buruk untuk anak itu sendiri. Berikut beberapa dampak dari beben belajar
yang berlebih yang bisa dialami oleh anak, antara lain:
1. Secara
Psikologis
Anak
akan mengalami gangguan secara psikologis. Ini berupa tanda-tanda yang
ditunjukkan oleh anak berupa malas belajar, memiliki konsentrasi yang rendah, merasa
mudah lelah atau suke bermain game.
Sikap
ini ditunjukkan karena mereka tidak bisa lari dari masalah yang mereka sedang
hadapi. Ini sesuai dengan sifat pikiran bawah sadar. Ketika pikiran bawah sadar
mengalami ancaman yang dianggap tidak bisa diatasi maka pikiran bawah sadar
akan masuk ke mode run or fight. Ada satu lagi sifat pikiran
bawah sadar yang tidak banyak diketahui yaitu tidak melakukan apa pun alias
menyerah.
Mode inilah
yang dijalankan oleh pikiran bawah sadar anak dalam mengatasi masalah yang
sedang dihadapi. Anak tidak mampu melawan atau lari. Bila hal ini terus menerus
terjadi bisa jadi anak akan memiliki prilaku yang kurang baik seperti malas
belajar dan memiliki konsentrasi yang rendah. Yang nantinya akan menjadi satu
prilaku yang dibawa hingga dewasa. Bila ini terus terjadi, anak akan mengalami
hambatan belajar dan sulit untuk berkembang.
2. Secara
Kesehatan
Dengan
memiliki beban mental yang berlebih dalam belajar, anak berada pada kondisi
emosi yang tidak baik. Ini sangat mempengaruhi kondisi fisik terutama kesehatan
anak. Anak yang tidak bahagia akan kelihatan tidak bersemangat dan kurang aktif
dalam belajar yang membuat mereka lebih mudah terserang oleh penyakit.
Cara
Mengurangi Beban Belajar
Ada
beberapa cara untuk mengurangi beban belajar yang bisa diterapkan oleh orangtua
dan pengajar dalam mengurangi beban belajar pada anak. Beberapa cara dalam
mengurangi beban belajar anak, antara lain:
1. Strategi
Belajar
Strategi
belajar yang saat ini hanya bisa diterapkan oleh sedikit anak dengan pencapian
yang kurang memuaskan. Tidak semua anak bisa menerapkan metode belajar yang
ada. Ini membutuhkan penyesuian dengan gaya belajar anak. Itulah mengapa banyak
anak yang dianggap pintar dengan hasil tes IQ tinggi tetapi memiliki nilai
buruk di sekolah.
Strategi
belajar yang disarankan adalah teknik baca kilat
for student. Kenapa bacakilat for student? Teknik baca kilat for student bisa
diterapkan oleh anak dalam belajar di rumah atau pun di sekolah. Teknik ini
bisa berlaku untuk semua gaya belajar anak. Apakah gaya belajar anak auditori,
visual atau kinestetik. Teknik Ini pasti sangat membantu anak dalam menguasai
materi belajar dan pastinya anak bisa belajar mandiri tanpa harus mendapatkan
les tambahan yang biasa diberikan kepada anak.
Untuk
mengetahui keampuhan dari teknik bacakilat for student ini, Anda bisa bergabung
ke bimbingan online. Anda akan mendapatkan bimbingan gratis bagaimana cara
menggunakan teknik bacakilat for student ini. Anda bisa mendaftarkan diri Anda
di akahir artikel ini.
2. Mengurangi
Les Tambahan Yang Tidak Terlalu Perlu
Jangan
terlalu memaksakan anak untuk mendapatkan nilai terbaik untuk semua mata
pelajaran di sekolah. Lebih baik bila anak bisa belajar sendiri tentang
pelajaran sekolah. Jikalau Anda ingin anak mengikuti les tambahan, berilah les
tambahan yang anak benar-benar tidak kuasai di mata pelajaran tertentu.
Berikan
anak untuk belajar mandiri. Toh, mereka bisa menyelesaikan persoalan dalam
belajar sendiri, mengapa harus dibantu oleh orang lain. Dengan begitu akan
membentuk kepribadian anak yang lebih tangguh dan pantang menyerah kerika
menghadapi satu permasalahan. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.
Ini akan sangat bermanfaat untuk anak dan masa depanya kelak. Anak dibentuk
dengan pememcahkan satu persoalan yang membentuk mental pantang menyerah anak.
3. Memberikan
Waktu Dan Perhatian Kepada Anak
Ini
tidak dapat dipungkiri lagi. Perhatian ini menjadi bahan bakar anak dalam
melewati hari-hari mereka. Perhatian bisa sangat mempengaruhi anak secara
psikologis. Dengan memberikan perhatian dan waktu berkualitas, anak akan merasa
berharga dan memiliki kepercayaan diri yang baik sehingga dalam melakukan
sesuatu pekerjaan anak akan melakukan dengan lebih baik.
Banyak
masalah yang dihadapi oleh anak saat ini karena kurangnya perhatian orangtua.
Bukan karena anak tidak bisa mengikuti pendidikan di sekolah. Tetapi lebih
karena hubungan antara anak dan orangtua yang kurang baik. Tidak heran mereka
melakukan satu tindakan yang orangtua rasa tidak baik. Tetapi secara psikologis
mereka membutuhkan perhatian yang tidak bisa mereka ungkapkan secara terbuka
sehingga mereka melakukan satu yang dianggap “bodoh” oleh orangtua.
Akibatnya
mereka mendapatkan perhatian dari orangtua karena permintaan dari sekolah yang
menyatakan bahwa anak membutuhkan perhatian orangtua. Lebih baik anda berfokus
kepada pada anak di rumah dengan memberikan waktu dan perhatian anda, dari pada
harus melibatkan pihak sekolah segala.
0 comments