LAPORAN OBSERVASI
Disusun Sebagai Tugas Individu Mata Kuliah
Belajar Dan Pembelajaran
Dosen Penampu :
Siti Suprihatin, M.pd
Di susun oleh:
EVI SEPTIAWATI 16210015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
2017
IDENTITAS
1. Nama sekolah : KAMPUS MUHAMADIYAH METRO
2. Mata pelajaran : FKIP FISIKA
3. Kelas/seemester : SEMESTER 3
4. Waktu : 10.00
5. Nama guru : DR. AGUS SUJARWANTA
6. Jumlah peserta didik : 18
Deskripsikan kegiatan
NO |
DESKRIPSI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
1.
|
Kegiatan
Pembelajaran.
Yaitu
menggunakan Teori Behavioristik:
Siswa
belajar dan saling membantu satu sama lain dalam pembelajaran, dengan ragam
yang sama siswa dimanfaatkan untuk berdiskusi, berdebat dan menggeluti
ide-ide yang mereka kuasai, sehingga memudahkan bagi para pendidik dalam
menciptakan suatu suasana pembelajaran yang produktif.
|
2.
|
Penyajian
informasi
a. Memori Sensori adalah sistem mengingat stimuli secara cepat sehingga analisis
persepsi dapat terjadi.
b. Memori Kerja atau memori jangka pendek, menyimpan lima sampai sembilan
informasi pada satu waktu sampai sekitar 20 detik, yang cukup lama untuk
pengolahan informasi terjadi. Informasi yang dikodekan (decode) serta
persepsi tiap individu akan menentukan apa yang perlu disimpan di memori
kerja ini.
c. Memori Jangka Panjang menyimpan informasi
yang sangat besar dalam waktu yang lama. Informasi di dalamnya disimpan dalam
bentuk secara verbal dan visual.
|
3.
|
Peran
serta Peserta didik
1. Datang di kelas pada
waktunya
2. Berpartisipasi dalam
belajar dan merespon guru
3. Menunjukkan hasil-hasil
tes dengan baik
4. Mengerjakan pekerjaan
rumah
5. Penyempurnaan
|
4.
|
Pengetesan
Evaluasi
menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya
menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban
yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secara “benar” sesuai dengan
keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas
belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari
kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran.
Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara individual.
|
5.
|
Kegiatan
tindak lanjud
kegiatan pembelajaran tergantung dari
beberapa hal seperti : tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran,
karakteristik, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran
yang dirancang dan dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik memandang
bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan
telah terstruktur dengan rapi sehingga belajar adalah perolehan pendidikan.
Sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar atau
siswa. Siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap
pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau
guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
|
NO
|
DESKRIPSI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
1.
|
Kegiatan
Pembelajaran.
Yaitu
menggunakan Teori Behavioristik:
Siswa
belajar dan saling membantu satu sama lain dalam pembelajaran, dengan ragam
yang sama siswa dimanfaatkan untuk berdiskusi, berdebat dan menggeluti
ide-ide yang mereka kuasai, sehingga memudahkan bagi para pendidik dalam
menciptakan suatu suasana pembelajaran yang produktif.
|
2.
|
Penyajian
informasi
a. Memori Sensori adalah sistem mengingat stimuli secara cepat sehingga analisis
persepsi dapat terjadi.
b. Memori Kerja atau memori jangka pendek, menyimpan lima sampai sembilan
informasi pada satu waktu sampai sekitar 20 detik, yang cukup lama untuk
pengolahan informasi terjadi. Informasi yang dikodekan (decode) serta
persepsi tiap individu akan menentukan apa yang perlu disimpan di memori
kerja ini.
c. Memori Jangka Panjang menyimpan informasi
yang sangat besar dalam waktu yang lama. Informasi di dalamnya disimpan dalam
bentuk secara verbal dan visual.
|
3.
|
Peran
serta Peserta didik
1. Datang di kelas pada waktunya2. Berpartisipasi dalam belajar dan merespon guru 3. Menunjukkan hasil-hasil tes dengan baik 4. Mengerjakan pekerjaan rumah 5. Penyempurnaan |
4.
|
Pengetesan
Evaluasi
menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya
menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban
yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secara “benar” sesuai dengan
keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas
belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari
kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan
pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara
individual.
|
5.
|
Kegiatan
tindak lanjud
kegiatan pembelajaran tergantung dari
beberapa hal seperti : tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran,
karakteristik, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran
yang dirancang dan dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik memandang
bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan
telah terstruktur dengan rapi sehingga belajar adalah perolehan pendidikan.
Sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar atau
siswa. Siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap
pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau
guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
|
Komentar
Teori behavioristik menekankan
evaluasi pada kemampuan siswa secara individual, biasanya dalam bentuk evaluasi
yang menuntut satu jawaban yang ”benar” sesuai dengan keinginan guru atau
keinginan ”kunci”. Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah dari
kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah kegiatan pembelajaran.
Kebijakan berkaitan dengan
pandangan ini tentu saja masih sangat dekat dalam kehidupan pendidikan kita,
misalnya dengan adanya test tengah semester, test akhir semester, bahkan sampai
kebijakan Ujian Nasional. Semua instrumen dari penilaian ini selalu dalam
bentuk pilihan yang menunjuk pada satu jawaban yang paling benar walaupun ada
pertanyaan yang menuntut jawaban sikap. Lebih-lebih dalam Ujian Nasional yang
sampai saat ini masih banyak dipertanyakan tentang pelaksanaannya juga sangat
kental dengan suasana behaviorisme
Penilaian hasil belajar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) butir c bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam
bentuk ujian nasional. (2) Ujian nasional dilakukan secara
obyektif, berkeadilan, dan akuntabel. (3) Ujian nasional diadakan
sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu tahun
pelajaran.
Pada hakekatnya teori
behavioristik ini masih sangat kental terasa dalam setiap kebijakan pendidikan,
terutama di Indonesia. Hampir semua kebijakan pendidikan yang ada selalu
menekankan pada pembentukan perilaku dan pemberian stimulus yang cocok untuk mencapai
perilaku yang diinginkan. Walaupun teori ini sarat dengan kritikan, namun
banyak dalam hal tertentu masih diperlukan, khususnya dalam mempelajari
aspek-aspek yang bersifat tetap dan permanen dengan tujuan belajar yang telah
dirumuskan secara ketat.
Tentu saja paparan diatas tidak
bisa mewakili seberapa besar paham behavioris ini mempengaruhi pendidikan yang
ada di Indonesia, karena penerapan teori ini kadang berkaitan dengan teori yang
lain dalam mewarnai satu kebijakan sehingga sulit mendefinisi suatu kebijakan
itu lebih cenderung ke arah teori yang mana. Penerapan Teori pendidikan
eklektik merupakan solusi yang dirasa paling sesuai saat ini, dengan meniadakan
kekurangan dari satu teori dan menutupinya menggunakan teori yang lain
diharapkan proses pendidikan yang terjadi akan lebih sempurna.
KESIMPULAN.
teori belajar
behaviorisme adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon, serta memandang
individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan,
pengalaman dan latihan yang akan membentuk prilaku mereka.
0 comments