MAKALAH INDIVIDU
KONDISI SOSIAL DAN
EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA PASCA REFORMASI
Disusun Sebagai Syarat
Untuk Memenuhi Tugas individu Sebagai Syarat Ujian
Tengah Semester Mata
kuliah Pengantar Pancasila
Dosen pengampu ibu Intan
pelangi., SH. LI. M
Oleh
:
EVI SEPTIAWATI NPM
16210015
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
UNIVERSITAS MUHMMADIYAH
METRO
T.A 2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami,
sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah selesai
tepat pada waktunya yang berjudul “KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT
INDONESIA PASCA REFORMASI”.
Makalah ini berisikan
tentang sejarah bangsa Indonesia, khususnya kondisi sosial dan ekonomi
masyarakat Indonesia pasca reformasi. diharapkan makalah ini dapat menambahkan
pengetahuan kita semua, bagaimana kehidupan masyarakat dan system pemerintahan
pada masa itu.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran dari
guru dan teman-teman yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi lebih
baiknya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridloi segala
usaha kita, Aamiin.
Wassalamualaikum
wr.wb.
Metro,
November 2016
Penulis
Evi
Septiawati
NPM:
16210015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1. Latar
belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
2.1. Kondisi Sosial
Masyarakat Sejak Reformasi ...................................... 2
2.2. Kondisi Ekonomi Masyarakat
Indonesia ................................................ 4
BAB III PENUTUP................................................................................................... 7
3.1. Kesimpulan............................................................................................. 7
3.3. Saran...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Reformasi merupakan suatu
gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional. Artinya, adanya
perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya
yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan, dan
persaudaraan.
Tuntutan reformasi
menghendaki adanya perubahan dan perbaikan di segala aspek kehidupan yang lebih
baik. Namun, pada praktiknya tuntutan reformasi telah disalahgunakan oleh para
petualanng politik hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Pada era
reformasi, konflik yang terjadi di masyarakat semakin mmudah terjai dan sering
kallli bersifat etnis di berbagai daerah. Kondisi sosial masyarakat yang kacau
akibat lemahnya hukkum dan perekonomian yang tidak segera kunjng membaik
menyebabkan sering terjadi gesekan-gesekan di dalam masyarakat. Beberapa
konflik sosial yang terjadi pada era reformasi berlangsung dibeberapa wilayah.
1.2 Rumusan
Masalah
a.
Bagaimana kondisi sosial dan ekonommi masyarakat Indonesia pasca reformasi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk
mengetahui kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia pasca reformasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi
Sosial Masyarakat Sejak Reformasi
Sejak krisis moneter yang
melanda pada pertengahan tahun 1997, perusahaan perusahaan swasta mengalami
kerugaian yang tidak sedikit, bahkan pihak perusahaan mengalami kesulitan
memenuhi kewajibannya untuk membayar gaji dan upah pekerjanya.
Keadaan seperti ini menjadi masalah yang cukup berat karena disatu sisi perusahaan mengalami kerugaian yang cukup besar dan disisi lain para pekerja menuntut kenaikan gaji. Tuntutan para pekerja untuk menaikkan gaji sangat sulit dipenuhi oleh pihak perusahaan, akhirnya banyak perusahaan yang mengambil tindakan untuk mengurangi tenaga kerja dan terjadilah PHK.
Keadaan seperti ini menjadi masalah yang cukup berat karena disatu sisi perusahaan mengalami kerugaian yang cukup besar dan disisi lain para pekerja menuntut kenaikan gaji. Tuntutan para pekerja untuk menaikkan gaji sangat sulit dipenuhi oleh pihak perusahaan, akhirnya banyak perusahaan yang mengambil tindakan untuk mengurangi tenaga kerja dan terjadilah PHK.
Para pekerja yang
deberhentikan itu menambah jumlah pengangguran, sehingga jumlah pengangguran
diperkirakan mencapai 40 juta orang. Pengangguran dalam jumlah yang sangat
besar ini akan menimbulkan terjadinya masalah masalah social dalam kehidupan
masyarakat. Dampak susulan dari pengangguran adalah makin maraknya tindakan
tindakan criminal yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu hendaknya pemerintah dengan serius menangani masalah pengangguran dengan membuka lapangan kerja yang dapat menampung para penganggur tersebut. Langkah berikutnya, pemerintah hendaknya dapat menarik kembali para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga dapat membuka lapangan kerja baru untuk menampung para penganggur tersebut. Masalah pengangguran merupakan masalah social dalam kehidupan masyarakat dan sangat peka terhadap segala bentuk pengaruh.
Beberapa konflik sosial
yang terjadi pada era reformasi berlangsung di beberapa wilayah, antara lain
sebagai berikut :
1. Kalimantan Barat
Konflik
sosial yang terjadi di Kalimantan Barat melibatkan etnik Melayu, Dayak, dan
Madura. Kejadian bermula dari tertangkapnya seorang pencuri di Desa Parisetia,
Kecamatan Jawai, Sambas, Kalimantan Barat yang kemudian dihakimi hingga tewas
pada tanggal 19 Januari 1999.
2. Kalimantan Tengah
Pada
tanggal 18 Februari 2001 pecah konflik antara etnis Madura dan Dayak. Konflik
itu diawali dengan terjadinya pertikaian perorangan antaretnis di Kalimantan
Tengah. Sampai sekarang pun pengungsi Sampit masih menjadi masalah pemerintah.
Konflik
sosial di Sulawesi Tengah tepatnya di daerah Poso berkembang menjadi konflik
antaragama. Kejadian dipicu oleh perkelahian antara Roy Luntu Bisalembah
(Kristen) yang kebetulan sedang mabuk dengan Ahamd Ridwan (Islam) di dekat
Masjid Darussalam pada tanggal 26 Desember 1998.
Ampi pelaku kekerasan.
Masyarakat sudah muak berbagai kasus besar melibatkan pejabat negara dan oknum
militer tidak tertangani sampai tuntas meskipun mereka dinyatakan bersalah.
Sedangkan masalah ekonomi,
selama masa tiga bulan kekuasaan pemerintah B.J. Habibie, ekonomi Indonesia
belum mengalami perubahan yang berarti. Sungguhpun begitu, pemerintah tetap
berusaha memuluhkan keadaan ekonomi Indonesia. Segala cara telah dilakukan agar
rakyat segera terlepas dari krisis ini. Partisipasi dari setiap warga negara
sangat diharapkan untuk dapat segera memulihkan keadaan mewujudkan masyarakat
adil dan makmur sesuai Pembukaan UUD 1945
2.2 Kondisi
Ekonomi Masyarakat Indonesia
Sejak berlangsungnya
krisis moneter pertengahan tahun 1997, ekonomi Indonesia mulai mengalami
keterpurukan. Keadaan perekonomian makin memburuk dan kesejahteraan rakyat
makin menurun. Pengangguran juga semakin luas. Sebagai akibatnya, petumbuhan
ekonomi menjadi sangat terbatas dan pendapatan perkapita cenderung memburuk
sejak krisis tahun 1997.
Dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan kehidupan rakyat, pemerintah melihat lima sector kebijakanyang
harus digarap, yaitu :
- Perluasan lapangan kerja secara terus menrus melalui investasi dalam dan luar negeri se efisien mungkin.
- Penyediaan barang kebutuhan pokok sehari hari untuk memenuhi permintaan pada harga yang terjangkau.
- Penyediaan failitas umum seperti rumah, air minum, listrik, bahan baker, komunikasi, angkutan dengan harga terjangkau.
- Penyediaan ruang sekolah, guru dan buku buku untuk pendidikan umum dengan harga terjangkau.
- Penyediaan klinik, dokter dan obat onbatan untuk kesehatan umum dengan harga yang terjangkau pula.
Disamping penanganan
masalah pengangguran,dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat,
pemerintah hendaknya juga memperhatikan harga harga produk pertanian Indonesia,
karena selama masa pemerintahan Orde Baru maupun sejak krisis 1997 tidak
pernah berpihak kepada petani. Apabila pendapatan petani meningkat, maka
permintaan petani terhadap barang barang non pertanian juga meningkat. Dengan
ditetapkannya harga produk pertanian yang tidak merugikan petani, maka para
petani yang mampu membeli produk industri non pertanian akan memberi semangat
bangkitnya para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan perusahaannya. Pihak
pemerintah telah berusaha untuk membawa Indonesia keluar dari krisis. Tetapi
tidak mungkin dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu,
pemerintah membuat skala prioritas yang artinya hal mana yang hendaknya
dilakukan agar Indonesia keluar dari krisis.
Terpilihnya presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarno Putri yang naik menggantikan Gus Dur bertugas untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat dengan meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat. Namun dengan kondisi perekonomian Negara yang ditinggalkan oleh pemerintahan Soeharto, tidak mungkin dapat diatasi oleh seorang Presiden dalam waktu singkat. Oleh sebab itu untuk mengatasi krisis, presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia, memerlukan penyelesaian secara bertahap berdasarkan skala prioritas.
1.
Perekonomian
Indonesia Masa Pemerintahan Habibie
Masa pemerintahan Habibie
ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana Moneter Internasional untuk
membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Melalui IMF, pemerintah berhasil
mendapat pinjaman sebesar SDR 1,011 milyar atau setara dengan 1,34 milyar dolar
AS. Sejak tahun 1999, BI menjadi sebuah institusi independen yang lepas dari
pengaruh pemerintah dan tidak bisa diinterverensi oleh siapapun.
Kebijakan moneter yang pada masa sebelumnya ditentukan oleh pemerintah, pada
era reformasi murni ditentukan oleh Dewan Gubernur BI.
2. Perekonomian
Indonesia Masa Pemerintahan Gus Dur
Beberapa hal penting terkait dengan
perkembangan perekonomian Indonesia masa Presiden Abdurahman Wahid diantaranya
sebagai berikut:
a.
Secara
keseluruhan, perjalanan ekonomi Indonesia sepanjang pemerintahan Abdurahman
Wahid masih belum stabil.
b.
Hingga
tahun 2001 posisi rupiah senantiasa berada di atas 10.000 per dolar AS.
c.
Tingkat
pertumbuhan ekonomi hingga akhir jatuhnya pemerintah Abdurahman Wahid hanya
sebesar 3 persen.
d.
Terkait
hubungan RI dengan lembaga keuangan internasional, utamanya IMF, pada tanggal 4
februari 2000, terjadi kesepakatan antara pemerintah dengan IMF tentang
pemberian pinjaman jangka menegah kepada Indonesia sebesar SDR 3,638 milyar
(sekitar 5 milyar dolar AS) untuk mendukung program reformasi ekonomi dan
struktur Indonesia.
3. Perekonomian
Indonesia Masa Pemerintahan Megawati
Ketika kepemimpinan
nasional beralih dari Abdurahman Wahid ke Megawati, pada awalnya ada harapan
cerah dari banyak pihak dan seluruh rakyat akan menguatnya nilai rupiah
dan pertumbuhan ekonomi nasional. Harapan itu seakan menjadi kenyataan, ketika
dalam dua minggu pertama pemerintahan Megawati, rupiah mengalami penguatan
menembus angka Rp. 8.650 per dolar AS. Tetapi harapan itu segera sirna setelah
menginjak bulan ketiga posisi rupiah kembali melorot ke tingkat Rp. 10.250 per
satu dolar AS. Agenda utama perekonomian Indonesia masa
pemerintahan Megawati adalah upaya perbaikan hubungan dengan
lembaga-lembaga keuangan multilateral terutama IMF.
4. Perekonomian
Indonesia Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Kegagalan pembangunan yang telah di
rancang pemerintahan sebelumnya, mendorong pemerintahan Yudhoyono melakukan
penyusunan kembali langkah-langkah pembangunan baru. Krisis yang telah
meluluh-lantakan perekonomian Indonesia telah membuka mata betapa pentingnya
membangun dan lebih memperkuat pondasi perekonomian agar berdaya tahan
tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Reformasi merupakan suatu
perubahan tatanan perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan yang baru dan
secara hukum menuju ke arah perbaikan. Gerakan reformasi, pada tahun 1998
merupakan suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dan perubahan, terutama
perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum.
3.2 Saran
Kita harus pandai pandai
mengikuti perkembangan jaman di negara kita sendiri agar kita bisa hidup dengan
makmur dan tidak ketiggalan jaman dengan negara-negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://blogjejaksejarah.blogspot.co.id/2013/04/makalah-reformasi.html
http://smadahxiiipa2.blogspot.co.id/2014/10/contoh-makalah-tentang-kondisi-sosia.html
http://tata-muhtadin.blogspot.co.id/2011/12/reformasi-di-indonesia.html
0 comments